Didalam cerita ”Who moved my cheese?” ada empat tokoh yaitu :
1. Sniff - yang mencium serta mengantisipasi perubahan.
2. Scurry – yang segera bergegas mengambil tindakan.
3. Hem - yang marah terhadap perubahan dan menganggapnya tidak adil.
4. Haw – yang pada awalnya enggan berubah tetapi pada akhirnya menyadari bahwa harus ikut perubahan yang terjadi disekelilingnya
Sniff dan Scurry adalah dua ekor tikus dan Hem dan Haw adalah kurcaci sebesar tikus dan mempunyai sikap mirip manusia zaman sekarang. Sniff, Scurry, Hem, dan Haw yang mencari cheese di Maze yaitu suatu labirin yang gelap dan sering menyesatkan. Sniff, si tukang endus dan Scurry, si tukang lacak mulai berlari cepat menyusuri lorong. Dengan menggunakan instingnya, mereka memilih metode trial and error.
Sering kali mereka tersesat ke jalan yang salah, tapi mereka terus mencoba mencari jalan yang lain. Sedangkan Hem dan Haw dengan kemampuan berpikir dan belajarnya juga berusaha mencari cheese yang lezat. Akhirnya keempatnya menemukan tumpukan cheese di suatu tempat bernama Cheese Station C. Mereka sangat bersuka cita dan mulai menikmati kelezatan Cheese tersebut sepuasnya. Setelah itu, setiap hari mereka rutin mengunjungi Cheese Station C.
Sniff dan Scurry selalu bangun pagi menuju tempat itu, melepas sepatu, mengikat keduanya dan menggantungkan di lehernya, dan sebelum menikmati cheese, mereka memeriksa tempat itu apabila ada perubahan. Hem dan Haw mula-mula juga selalu bangun pagi namun lama kelamaan karena mereka sudah tahu jalan menuju cheese itu, mereka mulai bangun siang dan berjalan santai. Hem dan Haw merasa bahagia dan puas dengan tempatnya yang baru sehingga mereka menjadi arogan.
Setiap hari mereka berempat menghabiskan waktu mereka di dalam Labirin (sederet koridor serta ruangan, yang beberapa di antaranya memuat cheese, ada juga yang berupa pojok2 gelap serta gang-gang buntu). Kedua tikus (Sniff dan Scurry) menggunakan metode coba-coba yang sederhana dalam menemukan cheese mereka. Sniff akan mengendus-endus di mana kira-kira terdapat cheese ini dengan menggunakan daya penciumannya yang hebat. Scurry akan segera bergegas mencari-cari (suka bertindak tanpa pikir panjang). Suatu hari mereka menemukan cheese (keju) pilihan mereka di salah satu koridor di ”Cheese Station C”. Disana mereka menemukan banyak sekali persediaan cheese (makanan).
Setiap hari kedua tikus rajin mengendus, menggaruk, serta bolak balik di sekitar Cheese Station C, memerika apakah ada perubahan dibandingan dengan kemaren, lalu menggerogoti cheese yang ada. Suatu pagi mereka tiba di Cheese Station C dan menemukan bahwa Cheese nya tidak ada lagi. Kedua tikus tidak heran, karena mereka telah memperhatikan bahwa dari hari ke hari persediaan cheese telah menipis setiap harinya. Secara naluri mereka tahu apa yang harus mereka perbuat yaitu segera mencari cheese di tempat yang lain.
Ketika Hem dan Haw (kedua kurcaci) tiba di Cheese Station C mereka sangat terkejut. ”Apa! Mana Cheese nya? Siapa sih yang memindahkan Cheeseku? Kembalikan Cheese nya dong?” Hem berseru sambil marah-marah. Haw juga tidak bisa percaya kalau cheese mereka telah hilang. Kedua kurcaci ini tidak tahu berbuat apa. Mereka berdiri saja, tidak bisa bergerak seperti patung. Haw menyarankan, ”mungkin sebaiknya kita berhenti menganalisa situasinya dan pergi saja mencari Cheese baru”. Tapi Hem tidak setuju, ”pokoknya aku akan menyeledikinya hingga tuntas”.
Sementara itu kedua tikus sudah jauh dalam perjalanan mereka. Mereka tidak memikirkan apapun selain mencari cheese baru. Mereka tidak menemukan cheese selama beberapa waktu tapi karena usaha yang terus-menerus akhirnya mereka tiba di ”Cheese Station N”. Mereka kegirangan karena menemukan persediaan Cheese Baru yang banyak.
Sementara itu kedua kurcaci setiap hari datang ke Cheese Station C namun tidak pernah menemukan lagi cheese disana. Haw mulai menyadari bahwa semakin lama mereka tinggal di situasi tanpa cheese, semakin parah jadinya. Haw tidak senang membayangkan harus bekerja keras mencari cheese baru. Dia takut tersesat dan tidak tahu arah dalam mencari cheese baru. Hem berkata kepada Haw , ”Kita tunggu saja hingga seseorang kembalikan Cheese nya?”
Mereka berpikir seseorang telah mencuri Cheese mereka. Akhirnya Haw menyadari bahwa tidak mungkin bertahan terus dengan keadaan mereka dan mulai memutuskan untuk mencari cheese baru. Pikirannya dipenuhi kekuatiran bagaimana harus menemukan cheese di tempat lain. Tetapi mau tidak mau dia harus mencari cheese baru di tempat lain. Akhirnya Haw dengan susah payah bisa menemukan “Cheese Station N” dan bergabung dengan Sniff dan Scurry yang telah terlebih dahulu berada di sana menikmati banyak cheese baru.
Keempat tokoh ini mencoba mewakili suatu bagian yang sederhana dan kompleks dari diri kita dengan tidak memandang umur, jenis kelamin, ras ataupun kebangsaan. Sniff digambarkan sebagai seekor tikus yang dapat ‘membaui’ perubahan dengan segera. Temannya, Scurry, sesuai dengan namanya selalu sigap dalam mengambil suatu tindakan. Sedang kurcaci Hem memiliki sifat selalu menolak dan melawan perubahan yang terjadi sehingga timbul rasa takut yang membawanya ke arah sesuatu yang lebih buruk.
Sedang Haw mencoba beradaptasi setiap saat sehingga sesuatu yang lebih baik siap digapainya. Keempatnya hidup di suatu Maze yang menggambarkan tempat kehidupan di luar kita yang penuh kegelapan dan ketidakpastian untuk mencari cheese. Maze bisa berarti organisasi tempat kita bekerja, komunitas tempat kita bersosialisasi, bahkan bisa berarti keluarga. Sedangkan Cheese disini merupakan metafora dari apa yang kita inginkan dalam hidup, bisa berupa pekerjaan, persahabatan, cinta, uang, kemerdekaan, kesehatan, kedamaian, dan lain-lain.
Who Move My Cheese? adalah cerita tentang perubahan yang terjadi pada suatu tempat dengan lorong-lorong yang ruwet di mana empat karakter mencari “cheese” – cheese ini adalah metafora tentang apa yang kita inginkan dalam hidup: pekerjaan, suatu hubungan, uang, tumah besar, kebebasan, kesehatan, pengakuan, kedamaian hati, atau sekedar aktivitas sederhana seperti lari pagi atau main golf, misalnya. Setiap kita boleh punya bayangan tentang apa itu cheese yang kita anggap patut kita dapat dan bisa membuat kita bahagia.
Empat karakter dalam cerita tersebut menggambarkan bagian dari kita yang sederhana dan yang kompleks. Si Tikus: Sniff dan Scurry dan Si Littlepeople: Hem dan Haw. Kadang kita bertindak seperti Sniff yang segera mencium adanya perubahan. Bisa jadi kita bisa seperti Scurry yang bisa segera bertindak begitu tahu ada perubahan. Barangkali kita lebih sering seperti Hem yang menyangkal dan menolak perubahan karena takut perubahan itu akan membawanya kepada situasi yang lebih buruk. Atau mungkin kita seperti Haw yang belajar beradaptasi karena melihat bahwa perubahan justru bisa membawanya kepada sesuatu yang jauh lebih baik!
Sebenarnya apa yang membuat kita takut untuk berubah? Ketakutan, pada porsi yang tepat, baik juga bagi kita, bisa membuat kita waspada, dan melakukan tindakan tertentu agar kondisi tidak menjadi lebih buruk. Tetapi terlalu ketakutan sehingga kita tidak berani melakukan apa pun tentu tidak baik. Jadi seperti Haw, pertanyaannya ketika kita ragu dan ketakutan untuk bertindak adalah ”What would you do if you weren’t afraid?”
Buku ini terdiri dari tiga bagian. Pertama, A Gathering. Tentang reuni mantan teman sekelas yang saling menceritakan bagaimana mereka menghadapi perubahan dalam hidup. Kedua, The Story of Who Moved My Cheese?, yang merupakan inti buku ini. Pada bagian ini dikisahkan bagaimana dua tikus menghadapi perubahan dengan lebih baik daripada dua littlepeople. Kedua tikus melihat masalah dengan sederhana sedangkan kedua littlepeople dengan otak yang lebih kompleks dan emosi melihat segala sesuatunya lebih rumit. Dan ini bukan karena tikus lebih pintar. Ketiga, A Discussion. Bagian ini menceritakan bagaimana orang-orang mendiskusikan apa makna cerita bagi mereka dan bagaimana mereka menerapkannya dalam pekerjaan dan hidup mereka.
Ini adalah gambaran dari kehidupan kita semua. Banyak perubahan terus menerus terjadi disekeliling kita. Ada yang pandai membaca perubahan ada juga yang tidak suka dengan perubahan. Mau tidak mau kita juga akhirnya harus ikut dengan perubahan tersebut. Kita harus waspada terhadap lingkungan kita, waspadalah terhadap adanya perubahan. Tidak usah takut dengan perubahan tetapi ikutlah berubah menyesuaikan diri dengan lingkungan itu.
Replika kehidupan yang diwakili 2 ekor tikus dan 2 kurcaci itu cukup menggambarkan apa yang terjadi di kehidupan kita sebenarnya. Saat membaca perilaku Sniff, Scurry, Hem atau Haw kita dapat merasakan selama ini diri kita seperti karakter yang mana. Dan seolah kita dibawanya mengulang kembali apa yang telah kita lakukan saat kehidupan kita mengalami banyak perubahan. Bagaimana kita bersikap saat sesuatu yang berharga pernah lepas dari genggaman kita.
Who Moved My Cheese? melalui 4 karakter tokohnya sangat berhasil membawa angin segar dalam memberi pencerahan bagaimana cara mengantisipasi perubahan, beradaptasi dengan perubahan secara cepat, menikmati perubahan dan selalu siap dengan perubahan yang terjadi secara cepat dan tak terelakkan. Namun bagaimanapun, semuanya kembali ke diri kita sendiri. Kita mau menjadi Sniff, Scurry, Hem atau Haw? Yang jelas, kehidupan selalu cepat berubah. Semua hal disekeliling kita bahkan apa yang sudah kita miliki bisa berubah sewaktu-waktu. Hanya perubahan itu sendiri yang tidak akan berubah.
Keputusan tersulit adalah berpindah dari kondisi yang “aman dan nyaman” ke situasi yang “entah bagaimana”. Bahkan jika sebenarnya kita tahu persis kondisi yang kita kira “aman dan nyaman” itu sudah berubah. Orang bilang bahwa tidak ada yang abadi di dunia ini kecuali perubahan itu sendiri. Tapi kalimat itu justru seringkali tidak dianggap sebagai peringatan untuk siap berubah. Lebih sering kita mengingat kalimat itu sebagai alasan untuk diam dan tidak melakukan sesuatu. Memaklumi keadaan. “Habis mau bagaimana lagi? Apa boleh buat…!” Lalu kita menghibur diri dengan berharap bahwa nasib baik akan kembali lagi. Roda berputar lagi… Atau lebih parah, setelah terkejut karena perubahan yang tidak kita kehendaki, kita meratap dan bersikukuh mengatakan bahwa seharusnya kondisinya tidak demikian.
Beberapa pembelajaran yang dapat di ambil dari buku ini adalah :
1. Jangan pernah takut menghadapi suatu perubahan dalam hidup.
2. Jika Anda Tidak Mau Melakukan Perubahaan, Pasti Anda Akan Musnah atau Akan terjebak di kondisi Seperti Itu Terus.
3. Satu hal yg sangat penting dari perubahaan ”Lebih baik Terlambat dari pada tidak sama sekali”.
4. Perubahan akan terjadi, baik anda mngharapkan atau tidak. Perubahan akan mengejutkan apabila kita tidak menghendakinya & tidak menyadarinya.
5. Saat anda berhenti dari rasa takut, pasti anda akan merasakan lebih baik.
6. Dengan menaruh perhtian pada perubahan kecil sejak awal akan membntu anda beradapasi dengan perubahan yang lebih besar di masa yang akan datang.
7. Cara yang cepat untuk berubah adalah dapat mentertawakan kebodohan diri sendiri, sehingga kita dapat merelakannya & cepat² bergerak maju.
Post a Comment